Anis Fuadi Pemimpin Redaksi Majalah TRIAS Politika PAGI menjelang siang, medio Juni 2013. Sebuah pencerahan benak saya peroleh dengan cara yang sangat sederhana, yakni menonton pertunjukan wayang kulit. Agak ganjil memang karena lazimnya pertunjukan wayang kulit digelar pada malam hari. Tapi yang ini pagi hari Saat akan menjemput putri saya (kelas 1) di SDSN 11 Pagi Kalibata, Jakarta Selatan, dari depan gerbang sekolah berstandar nasional tersebut, saya mendengar sayup-sayup tabuhan ritmis gamelan Jawa mengiringi alunan merdu sinden, dan yang paling kentara adalah celoteh sang dalang menyuarakan dialog di antara wayang-wayang kulit. Saya tertegun sejenak. Tanpa sadar kedua kaki sudah melangkah ke dalam dan duduk di bagian belakang aula yang penuh sesak. Puluhan siswa duduk lesehan sembari mata mereka tertuju pada gerakan lincah sang dalang serta dan telinga mereka menyimak kata-kata yang terlontar dari mulut sang dalang. Tawa lepas para siswa seketika meluncur ketika sang ...